Puisi "Tentang Masa"
Senin, 19 Agustus 2019
Senja baru saja berlabuh, mendamaikan sebuah lara dan segala kecewa. Aku manusia, sang pemberontak yang tak segan-segan mengeksekusi alam dalam setiap ekspresinya.
Belum, masih dalam kerasukan amarah. Tanpa sebab atau atas sebab, aku hanya ingin marah pada ombak-ombak yang asyik berdansa.
Ini bukan soneta, ini hanya sebuah lelucon hati yang sedari tadi bergumam tanpa henti. Tentang pemikiran dan segala perkara yang masih mentah. Belum usai tertamatkan.
Kapan? aku punya waktu untuk menjual setiap permasalahan ini pada sampah. Atau, menggadaikannya untuk jangka lama.
Beban, menakuti rasaku kali ini. Permasalhan-permasalahan yang masih terbungkus rapi, tak sempat dibuka untuk di nikmati.
Siapa lagi yang bisa aku ajak diskusi berat ini, yang siap mendengar ocehan-ocehan nakal kecuali Kamu Tuhan. Dan, kau abjad-abjad lucu dan cantik. Yang setia membantuku merangkai kata dan membahasakan asa.
Cukup. Aku hanya ingin menikmati masa, sekalipun itu sebuah pemaksa.
Selamat Senja.
Nida Sopiah Zulfa
Pangandaran
Komentar
Posting Komentar